Saturday, February 28, 2009

UDARA DAN PENCEMAR


Efek biologi pencemar terhadap kesehatan dapat menimbulkan :
 Fibrosis
 Granuloma
 Asphyxia
 Kanker
 Mutan
 Keracunan sistemik
 Iritasi
 Demam.

Prinsip-prinsip pengelolaan kualitas udara, sesuai UU no.4 thn 1982 :
 Baku mutu kualitas udara ambien  udara yg mengandung unsur2 melebihi standar disebut tercemar.
 Baku mutu udara emisi (standar emisi cerobong asap pabrik dan kendaraan bermotor).

Asphyxia adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas karbondioksida, penyebabnya gas-gas beracun dalam atmosfir seperti CO2, H2S, CO, NH3 dan CH4.

Friday, February 20, 2009

ANTELMINTIK


Antelmintik : obat untuk memberantas / mengurangi cacing dalam usus / jaringan.
1.Dietikarbamazin : menyebabkan paralisis mikrofilaria menjadi hancur, cepat diabsorpsi usus, exkresi lewat urin.
2.Levamisol : dosis tunggal untuk Ascaris dan Trichostrongylus, efektif sedang untuk Ancylostoma duodenale, efektif rendah untuk Necator americanus.
3.mebendazol : mengobati cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, Trichuris trichiura, cacing pita dan Strongyloides stercolarlis.
4.niklosamid : untuk cacing pita (Cestoda), E. granulosus dan Enterobius vermikularis.
5.niridazol : efektif untuk Schistosoma haematobium dan Schistosoma Mansoni. Kontraindikasi pada hati, ginjal dan darah.
6.piperazin : efektif terhadap Ascaris lumbricoides dan E. vermicularis. Merupakan obat cacing yang pertama kali.
7.pirantel pamoat : untuk cacing gelang, cacing kremi dan cacing tambang.
8.pirazikuantel : efektif terhadap Cestoda dan Trematoda, contoh : Schistosoma mansoni dan Schistosoma japonicum.
9.tiabendazol : efektif terhadap strongyloidiasis, askariasis, oksiuriasis dan larva migrans kulit.
Cacing khasnya menempel di dinding usus.

KEMOTERAPI TREMATODA


Trematoda / cacing pipih, diantaranya :
1. Skistosomiasis / cacing pipih darah.
Penyebabnya Schistosoma hematobium, Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni, obat : prazikuantel.

2. Cacing pipih usus.
Penyebabnya Fasciolopsis buski, obat : prazikuantel.

3. Cacing pipih hati.
a. Clonorchis sinensis, obat : prazikuantel.
b. Fasciola hepatica, obat : bitionol, pilihan ke-2 : triklabendazol.

4. Cacing pipih paru-paru (paragonimiasis).
Penyebabnya Paragonimus spp., obat : prazikuantel.

KEMOTERAPI CESTODA


Cestoda / cacing pita, diantaranya :
1. Taeniasis.
Penyebabnya :
a. Taenia saginata (cacing pita sapi), obat : prazikuantel, pilihan ke-2 : niklosamida.
b. Taenia solium (cacing pita babi), obat : prazikuantel.

2. Neurosistiserkosis, disebabkan Taenia solium, obat : albendazol.

3. Diphyllobothrium latum (cacing pita ikan), obat : prazikuantel, pilihan ke-2 : niklosamida.

4. Himenolepiasis.
Penyebabnya Hymenolepis nana (cacing pita kerdil), obat : prazikuantel.

5. Ekinokokosis.
Penyebabnya Echinococcus granulosus, obat : albendazol, pilihan ke-2 : mebendazol.

KEMOTERAPI PROTOZOA


PROTOZOA Adalah hewan bersel satu.
1. Penyakit amebiasis, penyebab diantaranya adalah :
a. Entamoeba histolytica
Infeksi ringan : obatnya Diloksanid furoat, pilihan ke-2 : Iodokuinol / paromomisin.
Infeksi sedang-parah : obatnya metronidazol + diloksanid furoat, pilihan ke-2 : paromomisin + diloksanid furoat.
Amebiasis sistemik : obatnya metronidazol + diloksanid furoat, pilihan ke-2 : klorokuin + diloksanid furoat.
Bentuk klinis :
Amebiasis intestinal (usus, kolon). Kolon akut / disentri (diare dengan tinja berlendir dan berdarah).
Amebiasis ekstra-intestinal, secara : hematogen (melalui aliran darah), per kontinuitatum (secara langsung).
Diagnosis :
Amebiasis kolon akut : mules, diare < 10x sehari. Pd disentri basilaris : > 10x sehari, demam, leukositosis.
Amebiasis kolon menahun : diare diselingi obstipasi. Bila ameba tidak ditemukan, pemeriksaan tinja perlu diulangi 3 hari berturut-turut.
Amebiasis hati : berat badan menurun, lemah, demam, tidak nafsu makan, pembesaran hati yang nyeri tekan, leukositosis.

2. Balantidiasis.
Oleh Balantidium coli, obat : tetrasiklin, iodokuinol / metronidazol.

3. Giardiasis.
Penyebabnya Giardia lamblia, obat : metronidazol, paromomisin (aman selama kehamilan).

4. Leismaniasis, obat : natrium stiboglukonat.
5. Malaria, obat :
a. kloroquin : efektif untuk Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum, gamet Plasmodium vivax. Kontraindikasi : penyakit hepar. Aman untuk wanita hamil dan anak < 1 tahun.
b. pirimetamin : kombinasi pirimetamin dengan sulfonamid dan kuinin untuk plasmodia yang resisten terhadap kloroquin. Ditimbun dalam ginjal, paru, hati dan limpa.
c. primakuin : untuk penyembuhan radikal malaria vivax dan ovale. Efek gametosidal pada 4 jenis plasmodium. Efek samping : anemi hemolitik akut dengan defisiensi enzim G6PD. Kontraindikasi : artritis reumatoid dan lupus eritomatosus. Mencegah resisten, primakuin diberikan bersama skizontosid 4-aminokuinolin dalam dosis penuh.
d. kuinin : efek samping nyeri lambung, mual dan muntah. Kina + pirimetamin + sulfonamid untuk Plasmodium falciparum yang resisten terhadap kloroquin. Berefek skizontosid dan gametosid terhadap Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae.
e. proguanil : berefek skizontosid. Aman untuk wanita hamil dan anak < 1 thn.
f. meflokuin : pada Plasmodium falciparum strain resisten di daerah endemik dan Plasmodium vivax.
g. halopantrin : Plasmodium falciparum yang resisten pada obat lain.
h. tetrasiklin : tetrasiklin dan oksitetrasiklin untuk Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin maupun kombinasi pirimetamin sulfadoksin.
i. artemisin : untuk Plasmodium falciparum.
Terapi malaria, tergantung :
a.Geografi daerah kontak (dg galur resisten thd kloroquin atau bukan).
b.Adanya btk eksoeritrosit (P. vivax & P. ovale).
c.Adanya kehamilan.
d.Adanya intoleransi thd obat.

6. Toksoplasmosis.
Penyebabnya Toxoplasma gondii, obat : pirimetamin + sulfadiazine, pilihan ke-2 : spriramisin.

7. Trikomoniasis.
Penyebabnya Trichomonas vaginalis, obat : metronidazol, pilihan ke-2 : tinidazol.

8. Tripanosomiasis.
di Amerika Selatan dengan obat : Nifurtimoks, pilihan ke-2 : benzonidazol.
di Afrika (penyakit tidur), tahap awal obat : suramin, pilihan ke-2 : pentamidin isetionat, tahap lanjut (menyerang SSP) obat : melarsoprol, pilhan ke-2 : eflornitin.